Membritakan Injil
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19)
Sri Indah Wati itulah namaku. Lahir pada tanggal 28 Nov 1981, anak ke-4 dari 5 bersaudara. Aku kuliah di universitas Katolik Widya Mandala.
Aku dibabtis pada bulan Des 1999, tepatnya kelas 3 SMU. Puji Tuhan, sekarang aku sudah melayani di GKI Sulung. Btw... inilah kisah hidupku:
Aku dilahirkan di keluarga non Kristen. Walau ortu-ku bukan Kristen, tapi mereka sangat mendukung anak-anak-Nya untuk menjadi Kristen. Inilah anugerah Tuhan yang patut aku syukuri.
Saat pertama ke gereja, aku merasa sangat senang dan bahkan pernah manjadi murid teladan. Tapi aku tak sungguh-sungguh, sehingga lama-kelamaan menjadi malas dan sering absen. Aku ke gereja, jika dimarahi oleh ortu-ku. Jadi aku pergi ke gereja dengan terpaksa, bukan karena rindu kepada Tuhan.
Aku sering ikut ortu sembahyang dan memberi sesajian kepada arwah kakek & nenek yang sudah lama meninggal. Hal ini berlanjut sampai aku lulus SD.
Tanpa aku duga, pada bulan Juni, Mama-ku meninggal akibat serangan jantung. Tapi Puji Tuhan, Mama pernah ngomong kalau ia pengen bertobat. Mama menyadari kalau dirinya sudah banyak melakukan kesalahan, meskipun ia sering membantu orang lain dan berbuat amal. Penguburan Mama dilakukan dengan cara Kristen.
Sejak Mama meninggal, aku menjadi semakin malas dan bahkan tak pernah lagi ke gereja selama 2 tahun. Waktu aku kelas 2 SMP, tiba-tiba Papa menyuruh kakak ke-3 untuk pergi ke gereja. Aku diajak juga ke gereja Remaja, cabang Sulung, dekat rumahku.
Aku berangkat ke gerja dengan hati bahagia, walau diriku masih asing. Lama-kelamaan aku bisa akrab dengan mereka, meski kami baru kenalan. Dan kumerasa, kalau kali ini aku tidak pergi ke gereja dengan terpaksa. Aku sadar kalau diriku telah lama melupakan Tuhan.
Pada saat kelas 3 SMP, aku ditawari melayani Tuhan. Meskipun ada kesulitan, aku memberanikan diri untuk menerima tawaran ini. Aku merasa rindu untuk melayani Tuhan. Aku yakin Tuhan pasti menyertai dan membantuku, jika kesulitan itu datang. Puji Tuhan, aku dibimbing oleh seniorku selama setahun.
Hatiku bersyukur karena Papa selalu ijinkan aku mengikuti berbagai kegiatan di gereja. Puji Tuhan, akhirnya semua keluarga dari Papa menjadi Kristen.