Berserah KepadaNya
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (I Petrus 5:7)
SRP Dewi, itulah nama lengkapku. Aku adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Lahir pada tanggal 13 September 1950, di keluarga yang ber-background Papa, Kristen dan Mama, non Kristen. Waktu kecil, hidup kami tergolong cukup susah. Kami harus berusaha keras mencari nafkah, karena Papa sudah meninggal. Tiap pagi, aku harus membantu Mama dan siangnya aku baru bisa pergi sekolah.
Selulus dari sekolah menari Balet, aku mengajar anak-anak SD dalam kegiatan ekstra kurikuler menari Balet. Sebelumnya aku sudah kenal seorang pemuda, yang kemudian menjadi suamiku. Kami berdua berjuang dan mencari uang bersama, walau kami masih studi.
Pada tahun '70-an, kami menikah. Meski suami belum Kristen, tapi ia baik padaku. Kami saling bahu-membahu, sampai akhirnya bisa menyekolahkan saudara-saudaranya keluar negeri. Kehidupan keluarga kami berubah menjadi mapan dan diberkati.
Ternyata kehidupan rumah tangga kami, tidak semulus yang kami duga. Mama meninggal pada tahun '64, dan bisnis tambak udang kami gagal total. Kejadian ini tidak bisa diterima oleh suami-ku. Ia tidak mau tahu dan seakan-akan menyalahkan aku dibalik semua kegagalan yang ada. Kemudian ia pergi meninggalkanku serta anak-anak yang masih kecil. Saat itulah aku kembali ke nol dan tidak punya apa-apa lagi. Tapi aku tidak mau mengeluh, dan hanya berserah aja pada Tuhan.
Pada suatu hari, aku masuk ke gereja Bethel. Seiring waktu berjalan, aku dibaptis pada tahun '98. Dalam kehidupan sehari-hari, aku masih sering contact ama teman-teman. Dari mereka, aku ditawarin bisnis properti. Aku jalani saja dan Puji Tuhan... lewat hikmat & akal budi yang Ia berikan, aku dapat mengerjakannya dengan baik. Tiap kali kalau ada kekurangan uang, aku selalu berdoa dan minta kepada Tuhan. Dan Ia selalu menggenapinya lewat berbagai cara.
Rumah kami dapat dikatakan paling buruk, di antara semua rumah tetangga. Kalau hujan, kami harus mematikan listrik karena atapnya bocor cukup parah. Hinaan demi hinaan kuterima dari tetangga kiri dan kanan. Mereka trus melecehkan kondisi rumah kami yang butut. Puji Tuhan, Bapa selalu mendengar doa-ku. Tuhan memberkatiku, hingga aku dapat memperbaiki rumah. Tadinya aku cuma ingin memperbaiki atap yang bocor, tapi Tuhan cukupkan lebih dari yang tak pernah kubayangkan. Tuhan benar-benar Tuhan yang menyediakan segala sesuatu bagiku.
Aku menyadari bahwa di mana ada kendala, di situ kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Aku bersyukur, kini anak-anakku sudah besar dan pelayanan di gereja. Dalam sepanjang kehidupanku, Tuhan selalu menyatakan kebaikanNya.