Arti Hidupku
Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami (Lukas 22:28)
Frans, itulah panggilan akrabku! Aku lahir di Jakarta, pada tanggal 17 November 1969. Bicara soal keyakinan ortu... Papa, non Kristen; Mama, Katolik. Sejak usia 5 tahun, aku sudah aktif di gereja Katolik.
Aku pernah bercita-cita untuk menjadi seorang Pastor. Tapi tak jadi, lantaran aku cukup bandel. Kelas 4 SD aku sudah merokok. Dan SMP kulewati dengan kenakalan remaja. Saat SMU, aku masuk SMU Tarsisius I. Lalu aku keluar kelas II dan dilanjutkan di negeri Belanda. Di sana aku ikut Om (adik Mama), pada tahun 1987.
Setiap sebulan, aku ikut KKI. Aku tahu persis segala tata ibadah Katolik. Tapi aku terus mencari keinginan hati yang tidak terpuaskan. "Di manakah Tuhan?" itulah pertanyaan yang aku tanyakan setiap hari dalam benak.
Aku mencari dan terus mencari, sampai masuk ke berbagai rumah ibadah. Tapi hidup ini tetap terasa kosong.
Suatu hari aku diajak teman untuk pergi ke Gereja Utusan Kristus. Di situ aku merasakan Tuhan yang kusembah ada di situ. Tapi waktu ditawarkan baptisan air, aku menolak serta menghindar. Aku ingin minta tanda dari Tuhan, agar tidak salah ambil langkah.
Suatu hari... selesai bekerja di restoran, aku pulang dan pergi bermain billiard dengan teman-teman. Setelah itu, aku ingin pulang. Tapi aku ketinggalan bus terakhir jam 00.00. Dan waktu itu aku tak punya uang lagi sepeser pun.
Winter -15 C membuatku semakin bingung, ke mana aku harus pergi. Aku tak berani nelpon ke rumah, karena takut dimarahi Om. Aku berlari di pinggir jalan tol dan kedinginan. Akhirnya aku capek dan berdoa pada Tuhan, "Oh Tuhan, tolonglah saya, kalau Tuhan itu benar-benar hidup."
Tiba-tiba lewat sebuah mobil, dan aku melihat orang yang di dalam mobil. Aku takut ketemu homo. Tapi hatiku lega, saat kulihat ada salib yang digantung di kaca mobil. Orang tersebut bertanya kepadaku, "Kamu mau tahu, kenapa saya menolongmu? Ya, karena Yesus hidup!" katanya sambil balikin salibnya.
Tahun 1989... aku dibabtis. Sebelum dibabtis, aku merokok di kamar mandi untuk terakhir kalinya. Aku minta agar Tuhan mengubahkan hidupku. Tahun 1994, aku pulang ke Jakarta karena sudah tamat kuliah.
Aku sempat menganggur dan membantu kakak iparku. Puji Tuhan, kemudian aku mendapat pekerjaan di Apartemen Sahid sebagai assisten Manager. Posisiku terus naik, sampai menjadi tangan kanan Bos. Trus aku pindah kerja ke Harmoni sebagai Sales Manager.
Tahun 1997... aku menikah di Jakarta. Puji Tuhan, aku dikarunia seorang anak. Pencarian Tuhan di hidupku telah berakhir. Hidup ini terasa indah, saat saya menemukan Yesus Kristus sebagai Juruselamat-ku.