Air Mata PrajuritNya
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus (II Timotius 2:3)
Namaku Ais, dilahirkan dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga non Kristen yang fanatik. Papa sudah tiada, waktu aku masih kelas IV SD. Setelah lulus SMP, aku dimasukkan ke SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). Bicara soal saudara, aku mempunyai 6 orang saudara dan aku di urutan ke-5. Dan aku tinggal di Jakarta, bersama kakak ke-2.
Setelah lulus SPK, aku praktek kerja di RSB (Rumah Sakit Bersalin). Saat praktek pada tanggal 14 Jun '85, ada seorang pasien yang bernama Ibu Sri Maya Retno. Setelah melahirkan bayinya yang bernama Putri, aku dikirm RSB untuk bekerja dengannya selama 3 bulan. Lalu Ibu Maya memperpanjang masa kerja-ku, sampai Putri genap berusia 1 tahun. Begitu kembali ke RSB, aku malah ditolak. Karena itu aku terus bekerja dengan Ibu Maya, sampai Putri berusia 9 tahun.
Pada tahun 1994... aku pindah kerja dengan keponakan Ibu Maya, di daerah Menteng. Sewaktu aku bekerja dengan Ibu Maya, aku sering diajak kebaktian di GBI REM. Jadi aku mendengar Firman Tuhan yang disampaikan Guru Sekolah Minggu dan Pendeta di kebaktian umum.
Tepat 31 Des '95... aku menikah dengan cowok pilihanku di Argo Pantes. Ortu yang tadinya setuju, jadi tiba-tiba tidak setuju dan menyuruh aku bercerai dengan suamiku. Lalu terjadilah pertentangan, tapi aku tetap pada keputusanku, yaitu tidak mau bercerai. Karena takut ancaman bahwa suami-ku akan dibunuh, maka aku menyuruh beliau kembali ke Jakarta (Bekasi). Tak lama kemudian, aku pun menyusul suami-ku ke Jakarta. Saat itulah ortu dan semua saudaraku tidak mau mengakui aku lagi, sebagai bagian dari keluarga.
Aku pernah mendengar bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong dan mengadakan perubahan dalam hidup. Aku percaya dan hal itu terjadi dalam kehidupanku. Sejak saat itu, aku percaya kepada Tuhan Yesus. Tanggal 6 Jan '96... aku masuk ke gereja atas kemauan sendiri. Trus pada tanggal 16 Feb '96... aku diantar Ibu Maya untuk dibabtis di GBI REM, cabang Raden Saleh.
Tanggal 15 Maret... aku baru tahu kalau suami-ku mempunyai isteri pertama. Ia datang ke rumah dan menunjukkan surat pernikahannya. Lalu aku mengambil keputusan untuk bercerai, dengan alasan tidak mau mengganggu kebahagiaan rumah tangga orang lain. Suami-ku mau bercerai, dengan catatan aku yang menanggung semua biaya perceraian. Dan aku mengurus perceraian sampai uang tabunganku habis.
Kemudian aku mengundurkan diri dari pekerjaan di Singapura. Selama kerja di sana, aku sedih karena tidak bisa pergi ke gereja. Kemudian, aku tinggal lagi dengan Ibu Maya. Semua waktu luang, aku gunakan untuk ikut SOM GBI Mawar Sharon, Sekolah Teologia Extention di Petamburan, dan Sekolah Alkitab di Solo. Aku juga pergi mengijil di berbagai wilayah, seperti: Jawa Timur, Toraja, Kalimantan Barat, dan lainnya. Dan kini aku melayani di salah satu gereja di wilayah Jakarta Barat.
Terhadap semua peristiwa itu, aku mengucap syukur karena bisa mengenal Tuhan Yesus. Aku yakin semua peristiwa terjadi adalah untuk kebaikanku, amin.