Dan inilah doa-ku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian
(Filipi 1:9)

Victoria, adalah nama babtis yang diberikan pacarku. Aku memulai kehidupan dengan lahir di Bangka, pada tanggal 5 Nov '79. Aku anak pertama dari 6 bersaudara, dan lahir dari keluarga yang kurang harmonis. Bapak-ku suka minum minuman keras, Mama rada cuek, dan aku nggak rasain tuh kebahagiaan dalam keluarga.

Aku bangga bisa nyelesaikan studi (pada tahun 1992) dengan hasil yang oke , tapi ortu-ku nggak pernah menghargainya. Aku merasa sakit hati dan berjanji jika dewasa nanti mau masuk suatu agama. Aku pernah belajar agama Budha dan Kristen. Tapi aku nggak suka, malah benci ama Yesus. Menurutku Ia manusia biasa. Lalu aku mulai belajar meditasi dan berpuasa. Dalam hati rasanya ada sedikit kedamaian.

Sejak SMK, aku tinggal ama Tante. Mereka baik padaku. Tahun 1998...aku nggak diijinkan kuliah karena peristiwa kerusuhan 13 Mei. Selama 2 tahun, aku bantuin Papa ngurusin kebun. Waktu itulah kurasa masa depan suram dan sempat mikir mau kabur dari rumah. Pernah juga aku bawa sepeda motor dan ngebut, agar aku mati tabrakan. Tapi itu nggak terjadi!

Tanggal 27 Feb 2000...aku berangkat ke Jakarta untuk bekerja. Tapi masalah demi masalah menerpaku. Maret 2001...aku ikut temanku kebaktian di Soft Cafe, Thamrin. Tak ada yang menarik, hanya doa, nyanyian, dan tepuk tangan. Teman-ku ngomong, "Meski bukan kristen, jika kamu percaya ama Yesus... doa-mu akan dikabulkan."

Sepulangnya, aku pun coba berdoa, "Yesus, jika Engkau adalah Tuhan, buktikanlah! Ubahkanlah hidupku!" Saat itu aku merasa aneh dan ingin terus berbicara padaNya. Di mataku mulai terbayang wajah Yesus. Dan saat itu, kudengar suaraNya, "Anak-Ku, Aku mengasihimu." Aku menangis dan tak dapat menahan suasana itu. Yang terucap di mulutku hanya "Terima kasih Tuhan Yesus." Dan aku merasa damai dan sukacita yang belum pernah kurasakan.

Tanggal 15 Feb '02... aku dibabtis oleh Pdt. Yesaya Tengker di GBI REM cab. Tb. Angke. Tuhan Yesus baik! Ia menyediakan pekerjaan baru, pada saat aku membutuhkannya. Dia memberi seorang kekasih kepadaku, lewat doa. Kekasihku begitu mencintaiku dan menyayangiku apa adanya. Lewat dia, Tuhan Yesus memperbaharui aku baik dalam perkataan maupun perbuatan. Ternyata masih banyak hal dalam diriku yang harus diubah.

Tuhan Yesus selalu mendengar doa kita. Bersabarlah menunggu waktuNya, itu yang Tuhan harapkan dari kita. Tidak ada yang terlalu cepat dan tidak ada yang terlambat dalam hidup ini.