Kehidupan awal dia adalah seorang non Kristen. Pernah mendengar tentang Kristus di sekolah, tetapi dia tidak suka dan membenci ajaran Kristen.
Saat ia bergumul dan bertanya adakah Tuhan di dunia ini, Tuhan berbicara secara pribadi dengannya. Beliau mengalami cinta mula-mula dengan Tuhan Yesus. Beliau aktif dan hadir di setiap ibadah atau kebaktian di gereja.
Tahun 2000, beliau bertemu dengan Hendrik di Jakarta. Mereka berdua aktif dalam pelayanan pemuda di GBI REM. Akhirnya mereka menikah pada tahun 2005.
Perhatian dan kasihnya pada jemaat di pedesaan, membuat dia mempunyai kerinduan untuk melayani bersama suaminya. Walaupun medan untuk masuk ke sebuah pedalaman sangat berat, tetapi beliau tidak pernah mengeluh. Ke manapun suaminya pergi melayani di pedesaan, beliau selalu ikut. Dia selalu menjadi penopang dan teman setia bagi suaminya.
Karunia: Penginjil.